Kuliah
Pengganti
Estetika
12-12-2013
Estetika dan Teori Kritis
12-12-2013
Estetika dan Teori Kritis
“MAZHAB
FRANKFURT”: Mengkritik kebudayaan social-sosial yang terjadi dan
sekelompok orang yang bekerja di universitas Frankfurt pada abad 20
sekelompok orang yang bekerja di universitas Frankfurt pada abad 20
-Kritis
> Tidak ada Idea tau gagasan yang netral (penuh dengan
kepentingan-kepentingan dan berpengaruh pad aide social tersebut)
Theodor
Adorno
1903-1969
Filsuf dan Musicological dari Jerman,dan
juga tokoh dari Mahzub Frankfurt, pernahterasingkan di AS dan Inggris pada masa
perang Dunia ke2 , karya terbesarnya Dialetric of Enlightment, Negative
Dialectics, dan Minima Moralia
Max Horkheimer
Max Horkheimer
1895-1973
Filsuf dan sosiolog asal Jerman, dan juga
merupakan tokoh dari Mahzub Frankfurt, pernah menjabat Direktur Institute for
Social Research yang berpengaruh besar pada arahan Mazhab Frankfurt, dan karya
terbesarnya adalah Dialectic of Enlightment(bekerjasama dengan Ardono) dan
Authoritarian State
Kritik terhadap Industri Budaya(Culture
Industry)
Film menjadi industry abad 20,karena pada Abad 20 Industrialisasi sebagai budaya
Film menjadi industry abad 20,karena pada Abad 20 Industrialisasi sebagai budaya
Budaya di Abad 20 tidak melahirkan
kesenian, melainkan produk atau komoditas c:/ Film abad itu
*Komoditas = barang yang punya nilai jual dan beli
*Komoditas = barang yang punya nilai jual dan beli
Kritik terhadap Industri Budaya
a. Budaya sebagai
Industri
b. Materialisme
Histori (Karl Marx)
c. Estetika sebagai
kritik social
Walter Benjamin
1892-1940
Sastrawan, kritik
social , filsuf asal Jerman , dan juga merupakan tokoh dari Mahzab Frankfurt,
dan anak dari keluarga Yahudi yang berada, karya-karya terbesarnya adalah The
Arcades Project, dan Illuminations
Karya Seni dalam
Era reproduksi: Otensitas dan Aura
Otensitas:
Keberadaanya suatu karya pada lokasi dan sejarah tertentu
Aura :
Semangat Jaman
bahayanya dengan reproduksi mesin c:/ Digital Image
bahayanya dengan reproduksi mesin c:/ Digital Image
ESTETIKA
13-12-2013
13-12-2013
Estetika Zen Buddhisme
Zen:lebih seperti gaya hidup
Zen:lebih seperti gaya hidup
Wabi-Sabi(ketidak beradaan)
Konsep estetika jepang yang
berpusat pada penerimaan akan ketidak kekekalan dan ketidak sempurnaan sebagai
sifat kehidupan
dalam paham ini keindahan sering dianggap bersifat “tidak sempurna,tidak kekal,dan tidak komplit”(seperti hidup itu sendiri)
dalam paham ini keindahan sering dianggap bersifat “tidak sempurna,tidak kekal,dan tidak komplit”(seperti hidup itu sendiri)
Konsep ini berkembang dari ajaran
Zen Buddhisme mengenai 3 ciri khas kehidupan yaitu ketidak kekekalan ,pender
itaan, kekosongan, atau kehampaan
atas diri kita yang sejatinya
Contoh: Upacara minum the dalam kebudayaan Jepang >penerapan Wabi-sabi
Contoh: Upacara minum the dalam kebudayaan Jepang >penerapan Wabi-sabi
“Though many people drink tea
If you do not know the way of tea
tea will drink you up (Rikyu, Biksu dengan ajaran Zen)
If you do not know the way of tea
tea will drink you up (Rikyu, Biksu dengan ajaran Zen)
Murata Shuko adalah Tea Master yang
terkenal pada abad 15
Wabi-Sabi(ketidakberadaan) terlihat
pada tempat penyaian the yang sederhana tanpa adanya ornament-ornamen mewah
7 Prinsip estetika wabi-Sabi
3 prinsip kunci: Kesederhanaan,
ketenangan, dan kealamiahan
Kesederhanaan:penerapan secara
minimal dan sewajarnya.Tidak diperlukan lebih dari ini, melainkan hasil
pengalaman estetis yang mendalam
ketenangan:Maksudnya merasa tersentuh dari dalam nurani, dengan rasa tentram dan bukan rasa yang meluap-luap atau heboh
Kealamiahan:Maksudnya menghindari sesuatu yang dibuat-buat atau yang dibuat sesuai rencana.Seorang seniman berusaha untuk membuat karyanya untuk terlihat seakan telah seamanya menjadi bagian dari alam, seakan-akan tanpa adanya intervensi manusia.Karyanya (apakah sebuah taman, apakah sebuah jalan setapak, atau sebuah pagar) seakan dari kecelakaan alamiah
ketenangan:Maksudnya merasa tersentuh dari dalam nurani, dengan rasa tentram dan bukan rasa yang meluap-luap atau heboh
Kealamiahan:Maksudnya menghindari sesuatu yang dibuat-buat atau yang dibuat sesuai rencana.Seorang seniman berusaha untuk membuat karyanya untuk terlihat seakan telah seamanya menjadi bagian dari alam, seakan-akan tanpa adanya intervensi manusia.Karyanya (apakah sebuah taman, apakah sebuah jalan setapak, atau sebuah pagar) seakan dari kecelakaan alamiah
Dari Wabi-sabi terdapat 2 prinsip
kunci: ketidak tergantungan dan kedalamhalusan
Ketidakberagntungan: Aspek yang
memberikan sebuah karya rasa yang segar dan orisinil.Karyanya terlihat
familiar, namun tidak bergantung pada hal apapun
Kedalamhalusan: Karya tersebut memiliki gaung dari dalam diri kita dan pada dirinys sendiri, dengan nuansa dan kemungkinan yang berlapis-lapis, di satu sisi terselubung namun juga terasa dengan jelas
Kedalamhalusan: Karya tersebut memiliki gaung dari dalam diri kita dan pada dirinys sendiri, dengan nuansa dan kemungkinan yang berlapis-lapis, di satu sisi terselubung namun juga terasa dengan jelas
Dari wabi-sabi terdapat 2 prinsip
kunci : Sublimitas dan asimetri
Sublimitas: Mencari intisari yang paling essensial dari karya dan konteksnya.Yang tidak essensial dianggap membebani pemirsa dan mengganggu pengalaman estetis
Asimetri: Menolak simetri pada bentuk dan keseimbangan, demi mematuhi alam. Ini bertolak belakang engan estetika barat, yang pada dasarnya mematuhi hokum simetri , terlihat pada karya visual ,sastra dan juga musik
Sublimitas: Mencari intisari yang paling essensial dari karya dan konteksnya.Yang tidak essensial dianggap membebani pemirsa dan mengganggu pengalaman estetis
Asimetri: Menolak simetri pada bentuk dan keseimbangan, demi mematuhi alam. Ini bertolak belakang engan estetika barat, yang pada dasarnya mematuhi hokum simetri , terlihat pada karya visual ,sastra dan juga musik