Selasa, 17 Desember 2013

Kuliah Pengganti
Estetika
12-12-2013

Estetika dan Teori Kritis
“MAZHAB FRANKFURT”: Mengkritik kebudayaan social-sosial yang terjadi dan             
  sekelompok orang yang bekerja di universitas Frankfurt       pada abad 20
-Kritis > Tidak ada Idea tau gagasan yang netral (penuh dengan kepentingan-kepentingan dan berpengaruh pad aide social tersebut)

Theodor Adorno
1903-1969
Filsuf dan Musicological dari Jerman,dan juga tokoh dari Mahzub Frankfurt, pernahterasingkan di AS dan Inggris pada masa perang Dunia ke2 , karya terbesarnya Dialetric of Enlightment, Negative Dialectics, dan Minima Moralia

Max Horkheimer
1895-1973
Filsuf dan sosiolog asal Jerman, dan juga merupakan tokoh dari Mahzub Frankfurt, pernah menjabat Direktur Institute for Social Research yang berpengaruh besar pada arahan Mazhab Frankfurt, dan karya terbesarnya adalah Dialectic of Enlightment(bekerjasama dengan Ardono) dan Authoritarian State
Kritik terhadap Industri Budaya(Culture Industry)
Film menjadi industry abad 20,karena pada Abad 20 Industrialisasi sebagai budaya
Budaya di Abad 20 tidak melahirkan kesenian, melainkan produk atau komoditas c:/ Film abad itu 
*Komoditas = barang yang punya nilai jual dan beli
Kritik terhadap Industri Budaya
a.      Budaya sebagai Industri
b.      Materialisme Histori (Karl Marx)
c.       Estetika sebagai kritik social


Walter Benjamin
1892-1940

Sastrawan, kritik social , filsuf asal Jerman , dan juga merupakan tokoh dari Mahzab Frankfurt, dan anak dari keluarga Yahudi yang berada, karya-karya terbesarnya adalah The Arcades Project, dan Illuminations

Karya Seni dalam Era reproduksi: Otensitas dan Aura
Otensitas: Keberadaanya suatu karya pada lokasi dan sejarah tertentu
Aura        : Semangat Jaman

bahayanya dengan reproduksi mesin c:/ Digital Image




















ESTETIKA
13-12-2013
Estetika Zen Buddhisme
Zen:lebih seperti gaya hidup
Wabi-Sabi(ketidak beradaan)
Konsep estetika jepang yang berpusat pada penerimaan akan ketidak kekekalan dan ketidak sempurnaan sebagai sifat kehidupan
                dalam paham ini keindahan sering dianggap bersifat “tidak sempurna,tidak kekal,dan tidak komplit”(seperti hidup itu sendiri)
Konsep ini berkembang dari ajaran Zen Buddhisme mengenai 3 ciri khas kehidupan yaitu ketidak kekekalan ,pender
itaan, kekosongan, atau kehampaan atas diri kita yang sejatinya
Contoh: Upacara minum the dalam kebudayaan Jepang >penerapan Wabi-sabi
“Though many people drink tea
                If you do not know the way of tea
                tea will drink you up (Rikyu, Biksu dengan ajaran Zen)
Murata Shuko adalah Tea Master yang terkenal pada abad 15
Wabi-Sabi(ketidakberadaan) terlihat pada tempat penyaian the yang sederhana tanpa adanya ornament-ornamen mewah
7 Prinsip estetika wabi-Sabi
3 prinsip kunci: Kesederhanaan, ketenangan, dan kealamiahan
Kesederhanaan:penerapan secara minimal dan sewajarnya.Tidak diperlukan lebih dari ini, melainkan hasil pengalaman estetis yang mendalam
                ketenangan:Maksudnya merasa tersentuh dari dalam nurani, dengan rasa tentram dan bukan rasa yang meluap-luap atau heboh
                Kealamiahan:Maksudnya menghindari sesuatu yang dibuat-buat atau yang dibuat sesuai rencana.Seorang seniman berusaha untuk membuat karyanya untuk terlihat seakan telah seamanya menjadi bagian dari alam, seakan-akan tanpa adanya intervensi manusia.Karyanya (apakah sebuah taman, apakah sebuah jalan setapak, atau sebuah pagar) seakan dari kecelakaan alamiah
Dari Wabi-sabi terdapat 2 prinsip kunci: ketidak tergantungan dan kedalamhalusan
Ketidakberagntungan: Aspek yang memberikan sebuah karya rasa yang segar dan orisinil.Karyanya terlihat familiar, namun tidak bergantung pada hal apapun
                Kedalamhalusan: Karya tersebut memiliki gaung dari dalam diri kita dan pada dirinys sendiri, dengan nuansa dan kemungkinan yang berlapis-lapis, di satu sisi terselubung namun juga terasa dengan jelas
Dari wabi-sabi terdapat 2 prinsip kunci : Sublimitas dan asimetri
                Sublimitas: Mencari intisari yang paling essensial dari karya dan konteksnya.Yang tidak essensial dianggap membebani pemirsa dan mengganggu pengalaman estetis
                Asimetri: Menolak simetri pada bentuk dan keseimbangan, demi mematuhi alam. Ini bertolak belakang engan estetika barat, yang pada dasarnya mematuhi hokum simetri , terlihat pada karya visual ,sastra dan juga musik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar